Apa penyebab ketombe dan bagaimana mencegahnya

Sebagian besar orang pernah mengalami atau melihat ketombe. Serpihan putih kecil yang Anda lihat pada bahu Anda atau bahu orang lain. Pelajari apa ketombe itu dan bagaimana mencegahnya.

Sebagian besar orang pernah mengalami atau melihat ketombe. Serpihan putih kecil yang Anda lihat pada bahu Anda atau bahu orang lain. Ketombe adalah pengelupasan sel kulit mati dari kulit kepala. Saat sel kulit mati, adanya sedikit pengelupasan masih normal, tapi beberapa orang mengalami pengelupasan yang berlebihan, baik secara terus-menerus atau didorong oleh pemicu tertentu.
Ketombe disebabkan oleh kombinasi tiga pemicu alami:
1) Jamur yang hidup di kulit kepala setiap orang,
2) Keberadaan minyak kulit kepala (dimiliki kita semua), dan
3) Terpapar pada kondisi ketombe, yang dapat ditularkan melalui sentuhan.
Ketombe adalah gangguan kulit kepala umum yang memengaruhi sekian banyak orang pada usia pasca-pubertas. Hal ini kerap menyebabkan rasa gatal. Keparahan ketombe dapat berubah sesuai musim dan biasanya sering memburuk pada musim hujan . Sebagian besar kasus ketombe dapat ditangani dengan mudah menggunakan sampo khusus.
Produk perawatan rambut anti-ketombe mencakup unsur seperti seng pirition, yang dipandang dokter kulit sebagai perawatan anti-ketombe yang efektif. Sangat penting bari para korban ketombe untuk sering keramas untuk mencegah penumpukan minyak kulit kepala dan memperburuk kondisi ketombe.



Titration is a method of quantitative chemical analysis that is commonly used in the laboratory to determine the concentration of the reactants . Because volume measurements play an important role in titration , it is also recognized technique with volumetric analysis . Titrimetric analysis is one of the main part of analytical chemistry and stoichiometry calculations based on the relationship of chemical reactions . Titrimetric method of analysis based on chemical reactions such as : aA + tT → outcomes with information : ( a) molecules react with the analyte A ( t ) T. reactant molecules Reagent T , called the titrant , is added in small increments , usually from a burette , in the form of solution of known concentration . The latter solution is called the standard solution and the concentration is determined by a process of standardization . The addition of titrant was continued until the number of T which is equivalent to A has been added . So said baha titrant equivalence point has been reached . In order to know when to stop adding titrant , chemists can use a chemical substance , called indicators , which bertanggap the presence of excess titrant with discoloration . Acid-base indicator is made of weak organic acids or bases , which have distinct colors when in a state of dissociation or not . This color change may or may not trejadi right at the equivalence point . Point titration when the indicator changes color is called the end point . It is certainly a hope , that there is as close to the end point of the equivalence point . Selecting indicators to make two points coincident ( or hold a correction for the difference between the two ) is one important aspect of titrimetric analysis . The term titration ntuk process involves measuring the volume of titrant required to reach the equivalence point . Over the years the term commonly used volumetric analysis than titrimetric . However, in terms of strict , titrimetric better term , because the volume measurements need not be limited by titration . In this particular analysis , for example , one can measure the volume of gas .A reagent is referred to as peniter [ 1 ] , which is known concentration ( a standard solution ) and used to react at atmospheric dititer solution [ 2 ] whose concentration is unknown . By using a calibrated burette to add peniter , it is possible to determine the exact amount of solution needed to reach the end point . The end point is the point at which the titration is complete , as determined by the indicator . Ideally, the indicator will change color when the equivalence point - where the volume of peniter added to certain mole is equal to the value of the mole dititer solution . In strong acid-base titration , the end point of the titration is the point when the pH of the reactant nearly 7 , and usually when the solution changes color to pink because of the pH indicator phenolphthalein . In addition to acid-base titration , there are also other types of titration .Many methods can be used to indicate the end point of the reaction ; titrations typically use visual indicators ( the reactant solution changes color ) . In simple acid-base titration , pH indicators can be used , for example is phenolphthalein , where phenolphthalein will change color to pink when the solution reaches a pH of about 8.2 or pass . Another example of a pH indicator that can be used is methyl orange , which turns red in acid and yellow in alkaline solution .Not every titration requires an indicator . In some cases , both the reactants and products have had a contrasting color and can be used as an " indicator " . For example , using potassium permanganate redox titration ( pink / purple ) as peniter not need indicators . When peniter reduced , the solution will be colorless . Upon reaching the equivalence point , there is a residual excess peniter in solution . Equivalence point is identified at the time of the emergence of the first pink color ( due to the excess permanganate ) in a solution that is being dititer .Due to the logarithmic nature of the pH curve , making color transitions are very sharp ; thus , one drop peniter at almost reach the endpoint can change the pH value significantly - that there was a change in the color of the indicator directly . There is a slight difference between the color change indicator and the actual equivalence point in the titration . This error is referred to as an error indicator , and a big mistake can not be determined .Email This BlogThis Share to Twitter Share to FacebookPost Home0 comments :
Post a Comment
Subscribe to : Post Comments ( Atom )






Titrasi merupakan metode analisis kimia secara kuantitatif yang biasa digunakan dalam laboratorium untuk menentukan konsentrasi dari reaktan. Karena pengukuran volum memainkan peranan penting dalam titrasi, maka teknik ini juga dikenali dengan analisis volumetrik. Analisis titrimetri merupakan satu dari bagian utama dari kimia analitik dan perhitungannya berdasarkan hubungan stoikhiometri dari reaksi-reaksi kimia. Analisis cara titrimetri berdasarkan reaksi kimia seperti: aA + tT → hasil dengan keterangan: (a) molekul analit A bereaksi dengan (t) molekul pereaksi T. Pereaksi T, disebut titran, ditambahkan secara sedikit-sedikit, biasanya dari sebuah buret, dalam bentuk larutan dengan konsentrasi yang diketahui. Larutan yang disebut belakangan disebut larutan standar dan konsentrasinya ditentukan dengan suatu proses standardisasi. Penambahan titran dilanjutkan hingga sejumlah T yang ekivalen dengan A telah ditambahkan. Maka dikatakan baha titik ekivalen titran telah tercapai. Agar mengetahui bila penambahan titran berhenti, kimiawan dapat menggunakan sebuah zat kimia, yang disebut indikator, yang bertanggap terhadap adanya titran berlebih dengan perubahan warna. Indikator asam basa terbuat dari asam atau basa organik lemah, yang mempunyai warna berbeda ketika dalam keadaan terdisosiasi maupun tidak. Perubahan warna ini dapat atau tidak dapat trejadi tepat pada titik ekivalen. Titik titrasi pada saat indikator berubah warna disebut titik akhir. Tentunya merupakan suatu harapan, bahwa titik akhir ada sedekat mungkin dengan titik ekivalen. Memilih indikator untuk membuat kedua titik berimpitan (atau mengadakan koreksi untuk selisih keduanya) merupakan salah satu aspek penting dari analisis titrimetri. Istilah titrasi menyangkut proses ntuk mengukur volum titran yang diperlukan untuk mencapai titik ekivalen. Selama bertahun-tahun istilah analisis volumetrik sering digunakan daripada titrimetrik. Akan tetapi dilihat dari segi yang ketat, istilah titrimetrik lebih baik, karena pengukuran-pengukuran volum tidak perlu dibatasi oleh titrasi. Pada analisis tertentu misalnya, orang dapat mengukur volum gas.
Sebuah reagen yang disebut sebagai peniter[1], yang diketahui konsentrasi (larutan standar) dan volumnya digunakan untuk mereaksikan larutan yang dititer[2] yang konsentrasinya tidak diketahui. Dengan menggunakan buret terkalibrasi untuk menambahkan peniter, sangat mungkin untuk menentukan jumlah pasti larutan yang dibutuhkan untuk mencapai titik akhir. Titik akhir adalah titik di mana titrasi selesai, yang ditentukan dengan indikator. Idealnya indikator akan berubah warna pada saat titik ekivalensi—di mana volum dari peniter yang ditambahkan dengan mol tertentu sama dengan nilai dari mol larutan yang dititer. Dalam titrasi asam-basa kuat, titik akhir dari titrasi adalah titik pada saat pH reaktan hampir mencapai 7, dan biasanya ketika larutan berubah warna menjadi merah muda karena adanya indikator pH fenolftalein. Selain titrasi asam-basa, terdapat pula jenis titrasi lainnya.
Banyak metode yang dapat digunakan untuk mengindikasikan titik akhir dalam reaksi; titrasi biasanya menggunakan indikator visual (larutan reaktan yang berubah warna). Dalam titrasi asam-basa sederhana, indikator pH dapat digunakan, sebagai contoh adalah fenolftalein, di mana fenolftalein akan berubah warna menjadi merah muda ketika larutan mencapai pH sekitar 8.2 atau melewatinya. Contoh lainnya dari indikator pH yang dapat digunakan adalah metil jingga, yang berubah warna menjadi merah dalam asam serta menjadi kuning dalam larutan alkali.
Tidak semua titrasi membutuhkan indikator. Dalam beberapa kasus, baik reaktan maupun produk telah memiliki warna yang kontras dan dapat digunakan sebagai "indikator". Sebagai contoh, titrasi redoks menggunakan potasium permanganat (merah muda/ungu) sebagai peniter tidak membutuhkan indikator. Ketika peniter dikurangi, larutan akan menjadi tidak berwarna. Setelah mencapai titik ekivalensi, terdapat sisa peniter yang berlebih dalam larutan. Titik ekivalensi diidentifikasikan pada saat munculnya warna merah muda yang pertama (akibat kelebihan permanganat) dalam larutan yang sedang dititer.
Akibat adanya sifat logaritma dalam kurva pH, membuat transisi warna yang sangat tajam; sehingga, satu tetes peniter pada saat hampir mencapai titik akhir dapat mengubah nilai pH secara signifikan—sehingga terjadilah perubahan warna dalam indikator secara langsung. Terdapat sedikit perbedaan antara perubahan warna indikator dan titik ekivalensi yang sebenarnya dalam titrasi. Kesalahan ini diacu sebagai kesalahan indikator, dan besar kesalahannya tidak dapat ditentukan.